SEMANGAT MENUNTUT ILMU UNTUK MERAIH MARTABAT MULIA
A. Q.S. ‘Abasa ayat 1-10
1. Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling,
3. tahukah kamu barangkali ia ingin
membersihkan dirinya (dari dosa),
4. atau Dia (ingin) mendapatkan pengajaran,
lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya?
5. Adapun orang yang merasa dirinya serba
cukup[1555],
6. Maka kamu melayaninya.
7. Padahal tidak ada (celaan) atasmu kalau Dia
tidak membersihkan diri (beriman).
8. dan Adapun orang yang datang kepadamu dengan
bersegera (untuk mendapatkan pengajaran),
9. sedang ia takut kepada (Allah), SWT
10. maka kamu mengabaikannya.
Arti Mufradat
Beberapa ulama mengatakan surah ini turun menyangkut sikap Nabi Saw. kepada ‘Abdullah Ibn Ummi Maktum, dia seorang yang buta maka tidak tahu bahwa Rasulullah sedang sibuk, ketika Nabi Muhammad Saw.sedang sibuk menjelaskan ajaran agama Islam kepada tokoh-tokoh musyrikin Makkah, salah satunya adalah Al-Walid Ibn AlMugirah. Beliau berharap ajakannya dapat menyentuh hati dan pikiran mereka, sehingga mereka memeluk Islam, diharapkan akan membawa dampak positif bagi perkembangan dakwah Islam.
Pada saat Rosulullah SAW
sedang sibuk berdakwah tersebut, kemudian Abdullah bin Ummi Maktum datang
kepada Rasulullah s.a.w. meminta ajaran-ajaran tentang Islam; lalu Rasulullah
s.a.w. bermuka masam dan berpaling dari padanya, karena beliau sedang sibuk
menghadapi pembesar Quraisy dengan pengharapan agar pembesar-pembesar tersebut
mau masuk Islam. Karena sikap Rasulullah inilah maka turunlah surat
ini sebagai teguran kepada Rasulullah s.a.w.
C.
ISI KANDUNGAN Q.S. ‘ABASA AYAT 1-10
Dalam QS. ‘Abasa: 1-10 ini,
Allah Swt.. memerintahkan Nabi Saw. agar tidak berpaling dari orang yang
ingin membersihkan jiwanya, membersihkan diri dari akhlak
tercela, dan ingin mendapatkan pengajaran, kemudian tidak terlalu berharap kepada
para pemuka Quraisy akan keislamannya, Allahlah yang akan memberikan petunjuk
bagi yang dikehendaki Nya. Allah Swt juga memerintahkan Nabi Saw agar tidak mengkhususkan member peringatan
kepada seseorang, namun wajib menyampaikannya kepada siapa saja, tidak membedakan
kaya atau miskin, pejabat atau rakyat biasa. Sambutan yang baik kepada orang yang
datang dan membutuhkan itu lebih baik dan wajib, sedangkan berpalingnya
pada orang kaya yang tidak memerlukan karena tidak memiliki keinginan
pada kebaikan itu tidak layak.
Kewajiban kita adalah mendidik kaum muslimin, terutama bagi yang menginginkan pengetahuan
dan pengajaran. Ayat-ayat diatas mengajari kita akan pentingnya
kepedulian terhadap sesama muslim dan menebarkan ilmu keislaman kepada
mereka.
QS. ‘Abasa: 1-10 mengandung beberapa hal yang terkait dengan etika pengajaran, antara lain sebagai seorang mukmin:
(1)
wajib
mengenali orang yang membutuhkan bantuan.
(2)
memberikan
pelayanan yang proporsional dan professional
(3)
pelayanan
yang diberikan harus dengan niat yang ikhlas dan menyerahkan hasilnya
kepada Allah Swt.
Ayat-ayat di atas juga mengajarkan kita bahwa sebagai
guru hendaknya:
Ø
a. Memberikan penghargaan dan
pelayanan yang sama.
Ø
b. selalu husnudzon
Ø
c. harus bersikap cermat dan
hati-hati dalam mengambil suatu tindakan, adil, penuh kasih sayang.
Ø
d. menjunjung tinggi kesopanan, dan
lemah lembut terhadap muridnya.
D. Q.S. AL- MUJADILAH AYAT 11
Artinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Arti
Mufradat
E. ISI KANDUNGAN Q.S. AL- MUJADILAH AYAT 11
Dalam Al-Mujadilah, Allah memerintahkan kaum muslim untuk melakukan
perbuatan yang
menguatkan persaudaraan, menumbuhkan empati dan kepedulian sosial, antara lain
dengan memberikan tempat kepada orang lain, terutama saat mencari ilmu, memberi
kelapangan, usaha mencari kebajikan dan kebaikan, berusaha menyenangkan hati
orang lain, memberi pertolongan, dan sebagainya termasuk yang
dianjurkan Rasulullah Saw.
Artinya:“Allah selalu menolong hamba selama hamba itu menolong saudaranya.”(HR.Muslim)
Berdasarkan
QS. Al-Mujadilah (58): 11, para ulama berpendapat bahwa orang orang yang hadir
dalam suatu majelis hendaknya mematuhi ketentuan yang
berlaku dalam majelis itu, antara lain: Saling menghormati, datang pada
waktunya,
selalu menjaga suasana yang baik, menjaga persaudaraan, saling bertenggang
rasa, bagi yang lebih dahulu datang, hendaknya memenuhi tempat di depan, bagi
orang yang
terlambat datang, hendaknya menerima dengan lapang.
Selanjutnya
dijelaskan bahwa Allah akan mengangkat derajat orang yang
beriman, taat dan patuh kepada-Nya, melaksanakan perintah-Nya, menjauhi
laranganNya, berusaha menciptakan suasana damai, aman, dan tenteram dalam
masyarakat, juga
orang-orang berilmu yang menggunakan ilmunya untuk menegakkan kalimat Allah.
Dari ayat ini dipahami bahwa orang-orang yang mempunyai
derajat yang paling tinggi
di sisi Allah ialah orang yang beriman dan berilmu yang diamalkan sesuai dengan
perintah Allah dan Rasul-Nya.
Di akhir ayat, Allah menegaskan bahwa Dia Maha Mengetahui secara detil semua yang dilakukan manusia, tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya. Dia akan memberi balasan yang adil sesuai dengan perbuatan masing-masing.
0 Response to "SEMANGAT MENUNTUT ILMU UNTUK MERAIH MARTABAT MULIA"
Post a Comment