Menggapai Ridla Allah SWT dengan Sikap Dermawan
BAB III
MENGGAPAI
RIDHA ALLAH SWT
DENGAN
SIKAP DERMAWAN DAN MENGHINDARI KIKIR
Dalam Surah al-Lail, Allah Swt. bersumpah demi
ciptaanNya yaitu malam dan siang,
laki-laki dan perempuan (hal yang saling berlawanan) ini
mengisyaratkan bahwa isi sumpahnya adalah hal berlawanan yaitu tentang sikap
dermawan dengan sikap kikir/bakhil.
Pada pembahasan
berikut ini akan kita dapati apa saja janji Allah Swt. tehadap orang-orang yang bertaqwa,
membenarkan ajaran-ajaran agama, dan dermawan/rajin bersedekah? Apa ancaman/yang
akan diterimakan oleh Allah Swt. terhadap orang-orang yang mengingkari/mendustakan
pahala yang baik dan kikir/bakhil?.
A. Q.S. Al-Lail ayat 1-7
1. demi malam
apabila menutupi (cahaya siang),
2. dan siang
apabila terang benderang,
3. dan
penciptaan laki-laki dan perempuan,
4. Sesungguhnya
usaha kamu memang berbeda-beda.
5. Adapun orang
yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa,
6. dan
membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga),
7. Maka Kami
kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.
Allah SWT bersumpah dengan waktu ( demi malam apabila menutupinya) saat malam tiba manusia bisa memanfaatkan waktu untuk beristirahat dari kelelahan dan ( demi siang apabila terang benderang) yaitu dapat memanfaatkan waktu untuk bekerja dan beribadah sesuai dengan perintah Allah SWT. Allahpun bersumpah dengan menciptakan laki-laki dan perempuan yaitu ADAM dan HAWA atau setiap laki-laki dan perempuan. Kata“maa” diayat ini bisa sebagai isim mausul yang berarti “yang” sehingga artinya Demi yang menciptakan laki-laki dan perempuan yang menunjukkan sempurnanya hikmah kebijaksanaannya)Nya, dimana Dia menciptakan makhluk hidup berpasang-pasangan untuk melestarikannya, maka Maha Suci Allah pencipta yang sebaik-baiknya. Allah Swt. menjanjikan balasan yang terbaik berupa pahala dan surga diakhirat kelak, dan berbagai jalan kemudahan yang akan menghantarkan-nya menuju kebaikan itu, bagi hamba yang gemar bersedekah dan bertaqwa kepada-Nya, serta membenarkan dan yakin akan adanya pahala yang terbaik baginya
B. Hadits Riwayat Muslim dari Abu Hurairah
Rasulullah
menjanjikan kemuliaan dan derajat yang tinggi bagi orang yang dermawan, sebagaimana
sabda beliau:
“Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Tidaklah sedekah itu mengurangi harta, dan tidaklah Allah Swt. menambah bagi seorang hamba dengan pemberian maafnya (kepada saudaranya,) kecuali kemuliaan (didunia dan akhirat), serta tidaklah seseorang merendahkan diri karena Allah Swt. kecuali Dia akan meninggikan (derajat)nya (di dunia dan akhirat).” (HR. Muslim).
Kandungan Hadits
Abdullah bin Taslim menjelaskan bahwa Arti
“tidak berkurangnya harta dengan sedekah” adalah dengan tambahan keberkahan
yang Allah Swt jadikan pada harta dan terhindarnya harta dari hal-hal yang akan
merusaknya di dunia, juga dengan didapatkannya pahala dan tambahan kebaikan
yang berlipat ganda di sisi Allah Swt di akhirat kelak, meskipun harta tersebut
berkurang secara kasat mata.” Dan Allah akan menambahkan kemuliaan seseorang
dengan memaafkan orang lain yang berbuat salah kepadanya.
Kesimpulannya adalah barang siapa yang mau memaafkan
dan bersedekah dijalan Allah dengan tujuan yang mulia, maka Allah akan melipat
gandakan ganjaran dan pahala baginya serta melapangkan rezekinya dan
menggantikan atas apa yang dikeluarkan, suatu contoh kita bersedekah 10 ribu
lalu Allah SWT beri ganti dengan 100 ribu. Allah Swt. Berfirman dalam surat
As-Saba’ayat 39,
“Dan apa saja yang kamu nafkahkan (sedekahkan),
maka Allah Swt. akan
menggantinya, dan Dia-lah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.” (QS.
Saba’ [34]:
39).
a. Janji
Allah SWT pada orang-orang yang mengeluarkan uangnya untuk berinfaq atau
bersedekah, Allah akan berinfaq pula pada mereka.
b. Allah
SWT menjanjikan akan mengganti apapun yang dikeluarkan hamba-Nya yang
bersedekah.
c. Memperoleh
ganjaran hingga ratusan kali lipat dari yang dikeluarkan Allah SWT.
Ini termasuk sifat orang-orang yang bertakwa.
Allah
Swt. Berfirman dalam Q.S. Al-Qashash:
“Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk
orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan (maksiat)
di(muka) bumi, dan kesudahan (yang baik) itu surga) adalah bagi orang-orang
yang bertakwa.” (QS. Al-Qashash [28]: 83).
A.
Isi kandungan QS. Al-Lail (92): 8 – 1. 11
Ancaman Allah Swt.
Bagi yang Kikir/bakhil
Islam sangat membenci sifat bakhil. Karena sifat bakhil salah satu
dari karakter orang munafiq yang tidak mau berkorban untuk kebaikan. Padahal
karakter orang yang beriman adalah siap berkorban dengan
apa saja demi islam dan Allah Swt. Akan menimpakan berbagai
keburukan, kesesatan, dan memasukkannya ke dalam neraka. berikut ini surat Al -Lail ayat 8- 11
Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, (QS.
92:8)
Serta mendustakan pahala yang terbaik, (QS. 92:9)
maka kelak Kami
akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar. (QS. 92:10)
Dan hartanya tidak
bermanfa'at baginya apabila ia telah binasa. (QS.Al-Qashash 92:11)
Dalam tafsir Ibnu Kasir dijelaskan bahwa, Wa ammaa mam bakhila wastaghnaa (“Dan adapun orang-orang yang bakhil dan
merasa dirinya cukup.”) ‘Ikrimah berkata dari Ibnu ‘Abbas: “Yakni kikir
terhadap hartanya dan tidak membutuhkan Rabb-nya.” Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim. Wakadzdzaba bilhusnaa (“Serta
mendustakan pahala yang terbaik.”) yakni mendustakan pahala dialam akhirat
kelak. FasanuyassiruHuu
lil ‘usraa (“ Maka
kelak kami akan menyiapkan baginya [jalan] yang sukar.”) Yakni jalan keburukan, sebagaimana difirmankan
oleh Allah Swt. yang artinya: “dan (begitu pula) Kami memalingkan hati
dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (Al-Qur’an)
pada permulaannya, dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang
sangat.” (al-An’am: 110)
Ayat-ayat al-Qur’an yang membahas tentang
pengertian ini cukup banyak yang menunjukkan bahwa Allah Swt. akan memberi
balasan kepada orang yang menuju kepada kebaikan berupa taufiq untuk mengarah
kepadanya. Dan barangsiapa
menuju kepada keburukan, akan diberi balasan berupa kehinaan. Semuanya itu sesuai dengan
takdir yang ditetapkan. Firman Allah Swt.: wa maa yughnii ‘anhu maa luhuu idzaa taraddaa
(“Dan
hartanya tidak bermanfaat baginya apabila ia telah binasa. “Yakni, jika telah binasa
di dalam Neraka.”
D. Hadits Riwayat Muslim dari Jabir
Rasulullah
Saw telah mengingatkan kita agar menjauhi sifat zalim dan kikir karena sifat
zalim menjadikan kegelapan bagi manusia pada hari kiamat dan sifat kikir inilah
yang telah mencelakakan dan menjadi sebab terjadinya pertumpahan darah diantara
umat terdahulu.
Diriwayatkan dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda: “Jauhilah (takutlah) oleh kalian perbuatan dhalim, karena kedhaliman itu merupakan kegelapan pada hari kiamat. Dan jauhilah oleh kalian sifat kikir, karena kikir telah mencelakakan umat sebelum kalian, yangmendorong mereka untuk menumpahkan darah dan menghalalkan apa-apa yang diharamkan bagi mereka”. (HR: Muslim)
Isi kandungan Hadis Riwayat Muslim dari Jabir
Dalam hadis ini terdapat peringatan dari berbuat dhalim dan
anjuran untuk berbuat adil. Syari’at Islam memerintahkan untuk berlaku adil, dan
melarang dari berbuat dhalim. Lawan dari dhalim adalah adil. Adil artinya
meletakkan sesuatu pada tempatnya serta melaksanakan hak-hak
yang wajib. Adapun zalim yaitu meletakkan sesuatu bukan pada
tempatnya. Keadilan yang paling adil dan
yang pokok adalah mengakui dan mengikhlaskan tauhid hanya kepada Allâh Swt.
semata, beriman kepada namanama dan sifat-sifat-Nya yang baik, serta
mengikhlaskan agama dan ibadah hanya kepada Allâh Swt.
Kezhaliman yang paling berat
yaitu berbuat syirik, menyekutukan Allah Swt. sebagaimana
nasihat Luqman kepada anaknya;
Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika dia member pelajaran kepadanya, “Wahai
anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allâh Swt., Sesungguhnya
mempersekutukan (Allah Swt.) adalah benar-benar kedhaliman yang besar.”(QS.Luqmân[31]:13)
Rasulullah Saw. Mengajarkan kita untuk
berlindung kepada Allah dari kezaliman,
Ya Allâh, sesungguhnya aku berlindung
kepada-Mu, jangan sampai aku sesat atau
disesatkan (oleh syaitan atau orang berwatak syaitan), berbuat kesalahan
atau
disalahi, tergelincir atau digelincirkan orang, mendhalimi (menganiaya)
atau didhalimi (dianiaya), dan berbuat bodoh atau dibodohi.
Pada hadis di atas juga mengingatkan kita agar menjauhi sifat
kikir/bakhil. Di antara manusia ada yang kikir
mengeluarkan zakat, padahal zakat itu akan membersihkan hartanya dan mensucikan
dirinya. Di antara manusia juga ada yang kikir dan pelit terhadap dirinya
sendiri, istrinya, dan anak-anaknya, juga pelit terhadap karib kerabatnya, teman-teman
karibnya, tamunya, orangorang fakir miskin, dan lainnya.
Allâh Swt. berfirman :
Dan jangan sekali-kali orang-orang yang kikir
dengan apa yang diberikan Allâh
Swt. kepada mereka dari karunia-Nya, mengira bahwa (kikir) itu baik bagi
mereka,
padahal (kikir) itu buruk bagi mereka. Apa (harta) yang mereka kikirkan itu
akan
dikalungkan (di lehernya) pada hari kiamat. milik Allâh-lah warisan (apa
yang ada)
di langit dan di bumi. Allâh maha teliti terhadap apa yang kamu kerjakan. (QS. Ali
‘Imran [3]:180)
Bakhil dalam bahasa arab biasa disebut dengan as syuhha. Sedang dalam istilah adalah bakhilnya seseorang terhadap harta dan segala kebaikan yang ada pada dirinya atau pada orang lain. Seseorang yang terkena penyakit bakhil akan menjauh dari berbagai perbuatan baik. Entah perbuatan baik yang kaitannya dengan Allah Swt. atau sesama manusia. Sebaliknya ia akan selalu mendekati perbuatan jelek dan menyibukkan diri dengannya. Nabi Saw. juga telah mengingatkan kita bahwa kebakhilan akan membawa kita pada berbagai perbuatan dosa dan kehinaan. Beliau bersabda :
Hendaklah kalian jauhi sifat bakhil, maka
sesungguhnya telah celaka orang-orang
sebelum kalian dengan kebakhilan : memerintahkan kepada mereka dengan
kebakhilan kemudian mereka bakhil, dan memerintahkan kepada merela untuk
memutus silaturrahmi kemudian mereka putus, dan memerintahkan kepada mereka
dengan perbuatan dosa kemudian ia melakukannya. (
HR. Abu Daud )
Bakhil,
kikir, dan pelit termasuk perkara yang membinasakan, sebagaimana
Rasûlullâh Saw. bersabda,
Tiga perkara yang membinasakan (yaitu) kikir
(pelit) yang ditaati, hawa nafsu
yang diikuti, dan takjubnya seseorang terhadap dirinya sendiri.
Rasulullahh Saw. juga banyak
memanjatkan do’a di bawah ini :
Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung
kepada-Mu dari kesusahan, kesedihan,
kelemahan, kemalasan, sifat bakhil (kikir), pengecut, lilitan hutang, dan
dikuasai
orang lain.
RANGKUMAN
1. Allah Swt. Telah bersumpah
bahwa Ia akan memberikan balasan surga dan kemudahan jalan
menuju surga, bagi hambaNya yang bertaqwa dan senang bersedekah.
2. Rasulullah Saw. Bersabda
bahwa hara yang disedekakan itu tidak akan berkurang, akan
semakin bertambah keberkahannya.
3. Allah Swt. Juga bersumpah, apabila ada hambaNya yang bakhil dan ia mendustakan pahala, ia akan berikan berbagai keburukan.
4. Rasulullah Saw. telah mengingatkan kita agar menjauhi sifat zalim dan kikir karena sifat zalim menjadikan kegelapan bagi manusia pada hari kiamat dan sifat kikir inilah yang telah mencelakakan dan menjadi sebab terjadinya pertumpahan darah diantara umat terdahulu.
0 Response to "Menggapai Ridla Allah SWT dengan Sikap Dermawan"
Post a Comment